Kamis, 25 November 2010

Artikel
23 Nov 2010 Komentar: 0
Kenapa Guru Harus Menulis?
Abdus SalamGuru di STISIP Muhammadiyah MadiunGagasan yang dilakukan Ikatan Guru Indonesia (IGI) bekerja sama sama dengan harian Kompas dan Surya melakukan pelatihan Guru Menulis di Media Masa, akhir Oktober 2010 silam di Surabaya, patut diapresiasi semua pihak. Utamanya IGI, Kompas dan Surya yang telah memberikan ruang dan waktu untuk meningkatkan kapasitas para guru untuk bisa menulis di media massa.Kegiatan yang dihadiri 480 orang peserta ini dari berbagai sekolah di sejumlah kota di Jawa Timur itu memberikan kontribusi positif, utamanya bagi para guru yang berkutat dengan dunia pendidikan. Bahkan, Mendiknas Muhamad Nuh sangat mengapresiasi kegiatan tersebut.Mengingat keterbatasan pemerintah dalam meningkatkan kemampuan dan profesionalisme guru seperti diakui Mendiknas di depan peserta pelatihan. Oleh karena itu, dukungan pihak ketiga seperti Kompas dan Surya yang turut membantu melakukan pelatihan terhadap guru agar lebih kreatif dan produktif, utamanya dalam hal menulis di media massa.Tidak bisa dimungkiri bahwa guru adalah kelompok intektual yang berkutat dengan dunia keilmuan. Transformasi pengetahuan terhadap peserta didik menjadi mutlak adanya. Tentunya seorang guru tidak hanya berhenti pada transformasi pengetahuan yang verbalistik.Lebih dari itu, guru dituntut untuk lebih produktif dalam memberikan pencerahan terhadap masyarakat melalui karya tekstual seperti menulis di media maupun melalui jurnal pendidikan, pengetahuan bahkan buku yang berkaitan dengan dunia pendidikan.Guru, digugu lan ditiru (menjadi panutan dan contoh) menjadi adagium klasik yang sering dilekatkan pada sosok guru. Digugu lantaran seorang guru dinilai memiliki kelebihan oleh masyarakat, baik secara keilmuan maupun secara etika sosial. Pun, masyarakat akan meniru perilaku seorang guru karena guru adalah laboratorium pengetahuan di mana masyarakat akan bergantung pada seorang guru.Banyak kasus yang menimpa para guru saat ini, masih banyak para guru (mulai tingkat SD-SMA) yang gagap teknologi (gaptek) sementara para peserta didiknya justru lebih piawai dan leluasa menjelajahi dunia teknologi seperti internet. Para murid justru lebih pintar dan tahu ketimbang guru mengenai dunia teknologi. Jika demikian yang terjadi, masih layakkah digugu atau ditiru guru yang tidak sigap dengan perkembangan zaman dan teknologi ini?Paradoks adalah kata yang tepat bagi seorang guru jika pada awalnya dinilai masyarakat sebagai sumber pengetahuan sementara pada realitasnya yang terjadi sebaliknya. Sungguh ironis jika mengaca data yang disampaikan Mendiknas bahwa tunjangan sertifikasi dan profesi tidak berbanding lurus dengan profesionalisme dan peningkatan kapasitas seorang guru, lebih-lebih dalam dunia menulis.Mencermati data yang disampaikan Mendiknas bahwa jumlah guru golongan IVb hanya 0,87 persen, golongan IVc (0,007 persen), golongan IVd (0,002 persen). Tragisnya banyak guru yang tidak naik ke golongan IVb ke atas karena tidak bisa menghasilkan karya tulis ilmiah. Setidaknya sampai dengan November 2009 silam terdapat 569.611 guru (21,84 persen) yang golongannya terhenti di tataran IV/a. Tentunya, ini menjadi pekerjaan rumah bersama bagi para guru untuk berkarya melalui tulisan.
Surya, 22 November 2010 htt:// klubguru.com (artikel)

Sabtu, 03 April 2010

Awas Bahaya Stroke

Pernahkah Anda berpikir bahwa kita bisa saja mengalami hal yang paling ditakuti oleh semua orang yaitu kematian dalam waktu yang tidak terduga. Ada saja penyakit zaman sekarang yang dengan mudahnya mencabut nyawa seseorang. Salah satunya adalah stroke. Stroke mulai dikenal di masyarakat kita pada tahun 1980-an. Pada masa itu istilah stroke mulai dikenal sebagai sebutan untuk orang yang sakit dengan akibat kelumpuhan.

Sebenarnya bagaimana proses stroke terjadi ?
Stroke adalah suatu akibat dari suatu kondisi dimana otak tidak mendapat suplai darah dengan cukup. Kita tahu bahwa darah membawa sari-sari makanan dan oksigen yang merupakan bahan yang sangat penting untuk kehidupan sel, tak terkecuali sel otak.
Proses terhambatnya aliran darah ini bisa disebabkan oleh banyak hal, misalnya tumor, perdarahan, hipotensi (tekanan darah rendah), hipertensi (tekanan darah tinggi), dll. Semua hal tersebut dapat mengakibatkan apa yang disebut dengan stroke. Akan tetapi stroke sampai saat ini sering dikaitkan dengan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan jantung saja seperti hipertensi, kolesterol, hiperlidemi.

Anggapan tersebut sah-sah saja karena sebagian besar stroke memang disebabkan oleh hal-hal tersebut. Sebenarnya hal yang disebutkan itu adalah salling berkaitan. Seseorang yang mempunyai kadar kolesterol tinggi misalnya akan membuat dinding pembuluh darah menebal karena kolesterol ini akan "ngendon" di mukosa bagian dalam pembuluh darah. Hal ini akan membuat tekanan di dalam pembuluh darah meningkat yang secara awam disebut dengan tekanan darah tinggi. Adanya tekanan darah yang tinggi akan membuat jumlah darah yang dipompakan ke otak semakin sedikit sehingga lama kelamaan akan terganggu dan sampai pada taraf apa yang disebut dengan stroke.

Dari uraian ini dapatlah dimengerti bahwa seseorang berlomba-lomba mengurangi asupan lemak dengan cara berolah raga, menjaga pola makan sehat, menghindari stress, dll. Semuanya itu penting, namun di samping itu kita tidak bolah melupakan hal yang satu ini, yaitu minum air putih minimal 8 gelas sehari. Dengan minum oxy satu botol di pagi hari dan malam hari, maka volume cairan dalam tubuh akan meningkat sehingga sirkulasi darah akan menjadi lancar dan pergantian cairan akan terus terjadi. Dengan aliran darah yang lancar maka kesempatan lemak dalam darah untuk mengendap akan berkurang karena terkena aliran yang terus menerus.

Mengkonsumsi OXY secara rutin dan teratur akan membawa manfaat yang luar biasa untuk mencegah terjadinya stroke pada tubuh kita.
Selamat hidup sehat bersama OXY.

Kamis, 07 Januari 2010

Mencoba posting

alhamdulillah saya sudah punya blog